June 16

5 Cara Membuat Anak Lebih Mandiri

Apa kabar sobat Bunda? Semoga sobat Bunda dalam kondisi yang aman, sejahtera, dan sehat wal afiat semua ya. Hari ini, saya ingin membahas mengenai berpisah dengan anak. Pernah gak sih, para Bunda, mama, dan ibu-ibu merasakan berpisah dengan anak, minimal sehari semalam? Pastinya pernah dong, ya. Mungkin beberapa sobat Bunda menganggap saya aja yang lebay, berpisah dengan anak aja heboh dan dibikin postingan segala. Tapi ya sudahlah, kan ini blog saya, suka-suka saya dong mau nulis apa. Eh, kok saya yang sewot, hahahaha, maaf.

Jadi, postingan ini berisi beberapa tips berdasarkan sekelumit pengalaman pertama saya berpisah dengan anak selama sehari semalam, karena anak saya camping dalam rangka Ujian Fisik Mental di Club Taekwondo. Bagaimana mempersiapkan anak untuk lebih mandiri mengikuti camping pertama kali tanpa ortu? Kepoin nih beberapa tips nya. Cekidot!

1. Persiapkan Mental Anak

Mempersiapkan mental anak ini bukan hanya 1-2 hari sebelum berangkat camping lho, ya. Saya dan suami mempersiapkan mental anak mbarep untuk berangkat camping Ujian Fisik Mental Taekwondo ini setidaknya sejak 3 bulan sebelumnya. Mengapa? Karena menurut saya, menanamkan suatu pemahaman pada anak itu tidak bisa instan. Butuh waktu dan pembiasaan serta konsistensi dari lingkungan sekelilingnya.
Saya memilih untuk menanamkan pada anak bahwa 3 bulan lagi dia akan mengikuti perkemahan tanpa ditemani ortu. Saya ceritakan gambaran besar kegiatan yang kira-kira akan dia lakukan di sana. Tiap hari dan terus-menerus saya selipkan dalam aktivitas dan obrolan keseharian kami di rumah. Perlu diingat juga, saya hanya menceritakan kegiatan yang seru dan happy ya. Karena, jika saya ceritakan kesusahan dan kisah horor saat camping, khawatir anak saya keburu takut ikut camping. Saya pikir, biarlah kisah susah, berat, capek, dan horornya camping tetap jadi kejutan bagi anak saya
Harapannya, secara tidak langsung akan tertanam dalam alam bawah sadarnya dan akan membentuk pola pikir anak untuk menghadapinya. Misalnya, saat sedang santai di rumah, saya ajak berlatih melipat sleeping bag. Bisa dibayangkan betapa ribetnya untuk anak usia 8 tahun berbadan mungil ini untuk melipat sleeping bag berukuran segede 2x lipat badan tuh bocah, hehehe. Perlu minimal 5x bongkar pasang sleeping bag, sampai benar-benar rapi dan bisa masuk ke sarung/tasnya. Sampai berkeringat dia. Kasihan sih, tapi ini demi kemandirian dia nantinya.

2. Persiapkan Mental Ortu Juga

Ternyata jadi ortu itu tidak mudah, Ferguso! Hahaha, begitulah kira-kira kalau diungkapkan sesuai dengan guyonan zaman now yang lagi ngeHITS itu. Memang benar adanya, jadi ortu itu tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu banyak belajar dari berbagai sumber, perlu banyak bermuhasabah, perlu banyak iringan doa, dan perlu banyak bersabar yang paling penting.
Jangan dikira kalau camping gini yang mellow cuma si anak. Ternyata ortunya ikutan mellow marshmallow guys. Hahaha. Iya lah mellow, soalnya sejak anak lahir sampai usia 8 tahun ini, saya belum pernah berpisah lebih dari 24 jam dengan anak-anak. Jadi, wajar kalau Bundamami mellow ingin ikut camping menemani anak mbarep, kayak emak-emak lainnya. Sebenarnya ortu boleh ikut menemani, namun berada di penginapan yang berbeda, tetep aja gak bisa ketemu anak saat ikut Uji Fisik Mental itu. Jadi, ya sama aja dong! Menurut saya, mending gak usah ikut sekalian, nunggu di rumah aja, lebih irit pula. Ingat! Yang menarik bagi emak-emak tipe ekonomis macem Bundamami, adalah kata irit, hemat, dan semacamnya, hehehe. Begitu membayangkan bakalan lebih hemat kalo ortu gak ikutan camping, langsung memutuskan yaudah gak usah ikut aja. Itung-itung berlatih untuk anak dan ortu agar lebih tegar saat berpisah satu sama lain, ya kan.

Penasaran dengan tips nomor 3, 4, dan 5?

Baca kelanjutan tulisannya di rumah saya. Saya tunggu kunjungannya ya….

Terima kasih sudah membaca. Have a great day!